Punya Cita-cita Pemusik, Puadi Malah Jadi Pimpinan Bawaslu DKI

 Punya Cita-cita Pemusik, Puadi Malah Jadi Pimpinan Bawaslu DKI

Anggota Bawaslu DKI Jakarta Puadi, SPd, MM

JAKARTA – Manusia punya mimpi. Namun Allah SWT juga mewujudkan semua keinginan tersebut. Itu juga terjadi pada Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Puadi, SPd, MM.

Puadi tak pernah menyangka diri pernah menjabat sebagai Ketua Panwaslu Jakarta Barat. Padahal, karirnya dirintis melalui dunia musik. Musik adalah hidupnya. Mungkin bisa disebut seperti itu.

Ia menceritakan, awalnya tak tahu menahu soal musik. Puadi mulai kenal musik semasa kuliah. Bahkan Puadi pernah menjadi anggota kelompok musik di kampusnya saat kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Itu 13 tahun lalu.

Puadi di tengah aktivitasnya mengawasi proses pemilu 2019

Pria kelahiran Bekasi, 4 Januari 1974 lalu ini mengakui tak satupun alat musik dikuasainya. Seiring waktu berlalu, satu per satu alat musik bisa dimainkan.

“Saya sebelumnya, hanya ‘penyanyi kamar mandi’ alias kuliah di Universitas Kamar Mandi (UKM). Enggak tahu soal musik. Karena kawan-kawan, ya terbawa lingkungan kampus. Jadinya, tahu musik,” kata Puadi pada wartawan, Kamis (15/2/2018).

Seiring waktu terus berjalan, ia bersama kawan kampusnya. Puadi berkumpul bersama rekannya untuk embentuk kelompok musik. Sebagai anak muda di era itu, band yang dibentuknya itu hanya sekadar nongkrong bareng.

“Karena seringnya berkumpul dengan kawan-kawan, jadi tak hanya belajar bermain alat musik, tapi juga mendalami olah vokal menjadi sang vokalis musik. Dan saya lebih menyukai aliran musik soft, seperti pop. Enggak terlalu suka dengan musik beraliran keras,” ungkap Puadi

Lulus kuliah 1998 di UNJ, ia mulai tidak berkumpul lagi dengan kawan semusiknya. Anggota band masing-masing sudah memiliki kesibukan.

Bagi Puadi, semangat bermusiknya pernah pudar. Itu Terbukti saat menjadi guru mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di tiga SMAN berbeda yakni SMAN 24 Jakarta, SMAN 30 Jakarta dan SMAN 37 Jakarta Puadi tetap aktif bermusik.

“Di SMAN 24 Jakarta, saya pernah membentuk band musik musik ‘Teletubis’. Di situ lagi-lagi saya dipercaya menjadi vokalis,” terangnya.

Puadi bersama mantan Ketua Bawaslu RI yang kini Anggota DKPP Prof Muhammad

Berselang beberapa tahun, ia kesempatan menekuni musik melalui tawaran membentuk sekolah musik oleh owner Bimbingan Belajar Primagama, Ir Sunaryo Sunardi pada 2003. Dengan bekerjasama dengan sekolah Musik Purwacaraka, ia pun diangkat sebagai Brand Manager.

“Saat itu saya diberi amanah untuk memimpin sekolah musik bernama Purwacaraka sejak Desember 2003. Di situ saya banyaa belajar,” ujar suami dari Siti Nur Subhiani (38) ini.

Sebagai kepala di Purwacaraka, ia dituntut menguasai vokal atau alat musik. Dan di situ kemampuan musiknya makin terasah. Usaha kerasnya ingin menguasai musik, agar dapat meyakinkan murid bahwa sekolah Purwacaraka bukan sekadar pelaku bisnis. Juga dapat menguasai musik dengan teknik tinggi.

“Dengan amanah baru itu, ada tuntutan harus bisa memainkan musik dengan berbagai jenisnya. Di situ saya ikut belajar olah vokal dan piano dengan baik,” ujarnya.

Musik ya musik. Tak menghalangi jabatannya sebagai Komisioner Bawaslu DKI berhenti bermusik. Di sela-sela kesibukannya, ia bersama putrinya Futi Thurfah Nada (11) dan putranya Azmi Oktafiano (9) menyempatkan waktu bermain musik bersama keluarga.

Puadi saat Rahmat Bagja Komisionir Bawaslu RI potong tumpeng di hari ulang tahunnya

“Memanfaatkan waktu luang, sesekali kita bersama keluarga berkumpul bernyanyi bersama di rumah dan menjalin keakraban dan kedekatan bersama,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Puadi mengaku, sesuai hasil penelitian telah membuktikan musik dapat mencerdaskan anak dan mengubah suasana hati lebih riang dan gembira.

“Secara ilmiah bahwa manfaat musik itu sangat banyak. Musik itu universal. Karena siapapun, dan usia berapapun dapat menikmati musik sesuai dengan emosi jiwa,” pungkasnya. (J3)

Facebook Comments Box