Waspadai MERS-CoV, Netty Minta Pemerintah Perketat Pengawasan Kesehatan Jemaah Haji

JAKARTA – Menyikapi imbauan Kementerian Kesehatan RI terkait kewaspadaan terhadap virus MERS-CoV menjelang musim haji, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menekankan pentingnya pengawasan dan langkah pencegahan yang komprehensif, baik selama pelaksanaan ibadah haji maupun setelah kepulangan jemaah ke tanah air.
“Potensi penularan MERS-CoV perlu diwaspadai, terutama mengingat padatnya aktivitas jemaah, cuaca panas, serta sirkulasi udara yang terbatas di tempat penginapan dan area ibadah,” ujar Netty dalam keterangan medianya, Selasa, 27 Mei 2025.
Kondisi ini, lanjutnya, dapat memicu penyebaran penyakit, apalagi jika daya tahan tubuh jemaah menurun.
Netty menjelaskan bahwa gejala awal MERS-CoV sangat mirip dengan infeksi saluran pernapasan lain. Gejala tersebut antara lain demam, batuk, dan sesak napas. MERS-CoV juga berpotensi menyebabkan pneumonia berat dan kematian pada kasus-kasus tertentu.
“Jika ada jemaah yang mengalami gejala berat, mereka harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Kewaspadaan ini sangat penting agar penanganan bisa cepat dan tepat,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, Netty mendorong pemerintah agar memastikan para jemaah disiplin dalam menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak.
“Para jemaah harus dipastikan menjaga kondisi tubuh dengan tidur yang cukup, makan bergizi, dan menghindari kerumunan berlebih. Saat ini Belum ada vaksin spesifik untuk MERS-CoV. Maka, menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan menjadi benteng utama dalam mencegah penularan,” kata Netty.
Netty juga menegaskan pentingnya mitigasi di dalam negeri saat jemaah kembali ke Indonesia. Pemerintah harus melakukan pemeriksaan kesehatan yang ketat di pintu masuk, terutama terhadap jemaah dengan gejala pernapasan.
“Kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit kronis harus mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah juga perlu berkoordinasi dengan otoritas kesehatan Arab Saudi agar mitigasi risiko ini bisa dijalankan bersama dan informasi terkait penularan dapat diperoleh secara cepat dan akurat,” tutupnya.