Fikir, Zikir dan Ikhtiar

 Fikir, Zikir dan Ikhtiar

Oleh: Ridwan Syah, Formatur HMI Cabang Jakarta

Sosok intelektual muda Islam (Mahasiswa dan Pemuda) sejatinya tidak terlepas paling tidak dari tiga karakter tersebut

__________________________________________

Pertanyaannya kemudian bagaimana membangunnya? Menurut hemat saya, pembentukkan karakter dan membangun militansi terlebih dahulu. Militansi yang seperti apa? Ini juga akan menjadi perdebatan panjang.

Dalam kamus Bahasa Inggris, militancy memiliki arti; semangat baja atau semangat berjuang tanpa kenal lelah. Imam Hasan Al Banna, mengatakan bahwa semangat dalam keyakinan adalah keniscayaan dalam berdakwah dan merupakan penggerak cita-cita.

“Semangatlah yang menggerakan jasad kita untuk tetap berjuang dan melakukan hal-hal yang baik”

Militansi merupakan hasil dari kristalisasi idiologi, dia menjadi obsesi yang melebur bersama mimpi seorang intelektual sehingga dia menjadi seorang pejuang dalam kebenaran.

Militansi juga kemampuan mengkomparasikan seluruh daya fikir, sikap dan gerak hanya untuk memperjuangkan ide dan prinsip dalam hal ini tentu saja islam. Sehingga seluruh elemen ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah terfokus pada satu janji yang hakiki, “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam.”

Militansi merupakan wujud dari konsistensi dan komitmen seorang insan yang “tercerahkan”.
Militansi TIDAK diukur dari besar dan banyaknya amanah, tidak pula di ukur dari banyaknya seorang mengikuti sebuah organisasi.

Ukuranmilitansi itu sejauh mana keikhlasan, kejujuran yang ada pada diri aseorang intelektual. Keteguhan untuk melaksanakn tugas sebagai seorang muslim dengan sebaik-baiknya. Serta kesiapan melangkah bersama dalam himpunan seluruh umat islam.

Kita bisa berkaca pada apa yang telah dilakukan oleh para sahabat, para generasi terbaik Islam.

Militansi tidak berarti harus memikul dan menjalankan sebanyak-banyaknya amanah. Tetapi melaksanakan amanah yang sudah ada dengan TUNTAS.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman ;“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya…” Q.S Al-Mu’minun [23] : 8. Sehingga, profesionalisme dalam mengemban dan menjalankan amanah merupakan hal yang harus dilakukan.

Artinya beban yang diberikan harus sesuai dengan daya pikul kader dan asas pemberdayaan kader secara adil dan merata.
Allah ‘azza wa jalla berfirman ;

“Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui..” Q.S At Taubah [9] : 41

Tiga hal yang akan menjaga militansi seseorang, ini dapat kita ukur dan kita lihat bagai mana dia menghujamkan di dadanya yaitu :

1. Habistus Spiritual yang konsisten (kekosongan spiritual, manusia ibarat mayat berjalan)

2. Habitus Intelektual (tradisi membaca, diskusi, menulis dan penelitian)

3. Habitus sosial (Kepekaan sosial yang tinggi berdasarkan kajian, telaah yang kritis dan analisis yang menyeluruh). Sehingga bisa merumuskan strategi yang jitu dan tidak ketinggalan zaman.

#Podjok Bunga 21.
#Yakin Usaha Sampai. YAKUSA

Facebook Comments Box