‘IKA ITS Akan Bantu Pemerintah Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia dengan 7 Jurus’

 ‘IKA ITS Akan Bantu Pemerintah Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia dengan 7 Jurus’

Ketua IKA ITS Ridwan Hisjam saat menyampaikan sambutan dalam rakor IKA ITS

JAKARTA – Ketua Senat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Ridwan mengajak para alumni ITS berkontribusi bagi negeri ini. Khususnya untuk memanfaatkan potensi dunia maritim Indonesia.

Hal itu disampaikan Ridwan dalam sambutannya dalam Group Discusion  dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, (2-3 Maret 2018).

Dalam sesi diskusi panel  diisi oleh pengusaha, parktisi, peneliti, dan seluruh jajaran alumni ITS yang tersebar di seluruh Indonesia itu  mengambil tema “Meningkatkan Konektivitas, Rantai Pasok, dan Daya Saing Nasional Menuju Indonesia Poros Maritim Dunia”.

Bertindak sebagai keynote speech Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dan adapun dari hasil diskusi dijadikan rumusan Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Ridwan menjelaskan, IKA ITS memiliki rekomendasi kepada pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi pusat maritim dunia.

Pertama, IKA ITS mendukung peningkatan alokasi dana terhadap lembaga riset seperti Kemenristekdikti, LIPI, BPPT dengan mengembangkan potensi kelautan, antara lain mineral, Energi, teknologi penangkapan, teknologi industri kapal, teknologi lepas pantai dan lainnya.

“Kedua, meningkatkan ketersediaan SDM bidang kelautan pada pendidikan tinggi dengan mendorong perguruan tinggi untuk membuka jurusan yang mampu mendukung industri maritim,” kata Ridwan seperti keterangan tertulisnya, Sabtu (3/3/2018).

Ketiga, lanjutnya, IKA ITS mendorong pemerintah melakukan pembangunan berbasis UKM yang memiliki kemampuan memproduksi dalam mengolah industri sentra produksi di daerah kelautan.

Adapun yang keempat, ujar Ridwan, pihaknya pemerintah perlu berinsentif menarik potensi pajak di sektor lainnya untuk investasi industri kelautan.

“Kelima, pembangunan kapal perintis, roro, cargo, patrol, dan kapal lainnya yang terprogram secara berkelanjutan untuk membangun industri yang tidak tergantung produk luar negeri,” paparnya.

“Keenam, memberikan dukungan ketersediaan energi pada daerah yang dikembangkan sebagai kawasan industri maritim. Dan mendorong penggunaan EBT pada daerah yang kaya SDA dan hasil laut pada daerah terpencil,” sambungnya.

Rekomendasi terakhir IKA ITS, memberi dorongan integrasi antar pelabuhan dengan memperbanyak frekuensi pelayaran antara pelabuhan utama. Mengingat pelabuhan perintis atau terpencil yang memiliki potensi sumber daya alam untuk meningkatkan konektivitas dan kemudahan logistik. (RH)

 

Facebook Comments Box