Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah kita berhenti sejenak di tengah gegap gempita kekuasaan dan bertanya , Apakah kekuasaan yang kita genggam masih bernafas sebagai amanah, ataukah telah menjelma menjadi singgasana kesombongan? Apakah suara rakyat di jalanan kita dengar sebagai ancaman, ataukah kita maknai sebagai doa yang mengetuk pintu langit? Apakah air […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Agustus seharusnya menjadi bulan penuh syukur. Bulan ketika rakyat Indonesia merayakan kemerdekaan, mengenang perjuangan para pendiri bangsa, mengibarkan bendera dengan bangga, dan menikmati buah kebebasan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Namun, ironi menyayat, Agustus 2025 bukan bulan perayaan, melainkan bulan kegelisahan. Bukan bulan persatuan, melainkan […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah kita menatap cermin pada jam-jam paling sunyi, lalu bertanya, untuk apa tubuh ini diciptakan, untuk dimuliakan atau diperjualbelikan? Untuk apa hasrat dititipkan, untuk dijaga atau dijadikan komoditas? Maukah kita menukar sekelebat kenikmatan dengan kehancuran jangka panjang, pada diri, keluarga, dan bangsa? Di kota-kota yang terang benderang, […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah engkau duduk sendiri di malam yang sunyi, ketika dunia terlelap dan hanya suara hatimu yang berbicara? Pernahkah engkau bertanya: Untuk apa aku hidup? Untuk apa aku mencari harta? Untuk siapa aku bekerja? Apakah untuk sekadar memenuhi ego, ataukah untuk menebar maslahat? Apakah tangan-tangan kita telah jujur […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah kita duduk sejenak dalam hening, lalu bertanya kepada diri sendiri, apa arti sebuah hidup bila tubuh kita dipenjara oleh racun yang melumpuhkan akal? Apa arti sebuah bangsa merdeka, bila generasi mudanya terikat oleh rantai candu bernama sabu-sabu dan narkoba? Masih adakah masa depan, bila anak-anak kita […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita berdiri di depan cermin sebelum fajar, ketika kota atau dimana kita berdomisili masih terbungkus embun, lalu bertanya tanpa berkilah, apakah Garuda di dadaku hanya simbol di kain atau sudah menjadi denyut di nadi? Apakah ia sekadar hiasan di dada, atau telah menuntun cara kita memandang […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita berhenti di tepi malam, menenangkan dada, lalu bertanya, adakah keputusan-keputusanku selama ini lahir dari kejernihan atau sekadar dorongan yang menyeret? Ketika kabar datang bagai angin dingin di kulit tapi tak jelas asalnya, apakah aku memeriksa arah, atau justru membiarkan diri tertiup entah ke mana? Saat […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah kita berhenti sejenak, menutup mata, lalu bertanya kepada diri sendiri, apakah aku benar-benar hidup sesuai pilihan nurani, ataukah sekadar menjadi bidak yang digerakkan sistem dan kekuasaan? Pernahkah kita merasa bahwa suara hati kita hanyalah gema di ruang kosong, tak terdengar oleh dunia yang sibuk dengan aturan-aturan […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alaudin Makassar Pernahkah kita berhenti sejenak, menatap cermin jiwa, dan bertanya pada diri sendiri: untuk apa kita hidup, dan untuk siapa kita rela mati? Apakah semangat yang mengalir dalam darah kita lahir dari kebijaksanaan yang matang, atau hanyalah amarah yang meledak tanpa kendali? Apakah setiap langkah perjuangan yang kita […]Read More
JAKARTA — Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo memberikan penghargaan berupa uang pembinaan sebesar Rp 50 juta kepada pebalap muda asal Manokwari, Papua Barat, Boanerges Ratag. Remaja berusia 16 tahun ini mencetak sejarah dengan meraih gelar juara dunia endurance pertama untuk Indonesia di ajang […]Read More