Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita bertanya kepada diri sendiri, apakah arti sebuah kemerdekaan, bila hati masih terpenjara oleh “aku” yang tak henti-hentinya merasa paling benar, paling berhak, dan paling utama? Apakah bangsa ini sungguh-sungguh merdeka, bila anak-anaknya masih lebih sibuk memperjuangkan kursi dan kepentingan pribadi, dibanding menegakkan keadilan dan kemaslahatan […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Delapan puluh tahun sudah negeri ini menegakkan panji kemerdekaan. Delapan puluh tahun sejak tangan-tangan pejuang menorehkan sejarah dengan tinta darah dan air mata. Namun mari kita bertanya dengan jujur pada hati kita: Apakah kita benar-benar telah merdeka? Apakah makna merdeka hanya sekadar terbebas dari Belanda dan Jepang, […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita duduk sejenak dalam keheningan, lalu bertanya pada hati nurani yang paling jujur, apakah kemerdekaan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa ini telah benar-benar menghadirkan kesejahteraan yang merata, ataukah ia masih sekadar bendera yang berkibar tanpa mampu menghapus jerit rakyat kecil? Apakah pajak yang dipungut dari […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita duduk di malam yang sunyi, menatap bendera berkibar di tiang, dan bertanya pada diri sendiri, Apakah kita sungguh merdeka? Apakah kemerdekaan yang kita rayakan setiap 17 Agustus hanyalah seremonial yang indah, parade yang meriah, lagu yang mengalun, sementara hati kita masih terpenjara oleh kebohongan, ketakutan, […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita duduk sendiri, dalam diam, lalu bertanya kepada hati dan nurani kita : Mengapa bangsa yang merdeka ini sering kali tidak terasa merdeka? Mengapa di tengah bisingnya lagu kemerdekaan, jiwa kita masih sunyi dalam kegelapan ilmu? Mengapa di balik sorak-sorai perayaan 17 Agustus, kita masih merasakan […]Read More
Oleh : Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita bertanya, di tengah gemerlap lampu malam yang memantul di wajah-wajah tersenyum palsu, berapa banyak jiwa yang sesungguhnya sedang menangis di dalam hatinya? Pernahkah kita berpikir, di balik dentuman musik yang memekakkan telinga, berapa banyak hati yang sebenarnya sedang hampa dan sepi? Dan di balik […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita melihat seseorang yang pandai berkata manis, tetapi di balik kata-katanya tersimpan jebakan yang mematikan? Pernahkah kita merasa diperhatikan sepenuh hati, namun di kemudian hari sadar bahwa perhatian itu hanyalah pancingan untuk memuaskan nafsu sesaat? Berapa banyak hati yang hancur karena terlalu percaya pada rayuan yang […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita duduk sendirian di malam yang sunyi, lalu membiarkan hati berbicara tanpa topeng dan pencitraan? Jika seluruh uang yang mengalir di rekening kita diperiksa di hadapan Allah hari ini, adakah satu rupiah pun yang kita malu untuk mengakuinya? Jika jabatan yang kita pegang diputar ulang seluruh […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Saudaraku yang budiman, mari kita duduk sejenak… lalu tutup mata kita berlahan….Biarkan seluruh hiruk-pikuk dunia agak reda dan berangsur lepas. Kemudian tanyakan pada diri dengan jujur tanpa alasan pembelaan ataupun uoaya menghindar. Pernakah kita tersenyum manis di hadapan manusia, sementara hati kita merancang sesuatu yang menjerat mereka? […]Read More
Oleh: Munawir Kamaluddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Pernahkah kita duduk sendiri, lalu bertanya pada diri dengan lirih: Apakah semua kata yang pernah keluar dari bibirku benar-benar milikku… ataukah hanya gema dari suara orang lain yang kuulang tanpa pikir?” Pernahkah kita diam sejenak lalu bertanya pada nurani kita, Siapakah aku ketika kata-kata bertebaran , apakah […]Read More