Ketua DPR Dorong AMPG Ikut Kritisi DPR dan Pemerintah

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam acara puncak 20 titik safari Ramadhan buka puasa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) DKI Jakarta, di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu (02/06/18).
JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) aktif terlibat dalam menentukan arah pembangunan bangsa dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial untuk membantu masyarakat.
Menurut Bamsoet, AMPG sebagai kaum milenial jangan segan turun ke masyarakat hingga desa-desa memberikan kecerdasan dan memberi motifasi kewirausahaan untuk memperpendek kesenjangan sosial.
AMPG juga jangan segan-segan mengkritisi serta memberikan masukan kepada DPR maupun pemerintah.
“Selain sebagai pendobrak sejarah, kini pemuda harus ikut mengatur kemana arah perjalanan bangsa. Jangan takut untuk menyampaikan kritik serta memberi masukan kepada pemerintah dan DPR demi kemajuan bangsa dan negara,” ujar Bamsoet dalam acara puncak 20 titik safari Ramadhan buka puasa Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) DKI Jakarta, di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu (02/06/18).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini mencontohkan begitu banyak peran pemuda di masa lalu yang bisa membawa angin perubahan. Misalnya, perkembangan sejarah kemerdekaan Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran pemuda melalui Sumpah Pemuda di tahun 1928.
“Sejak era pra kemerdekaan sampai mengisi kemerdekaan, pemuda telah menjadi aktor sekaligus penghela mesin sejarah bangsa. AMPG jaman now jangan sampe kalah dengan ormas pemuda lainnya dalam membangun bangsa Indonesia,” kata Bamsoet.
Bamsoet menegaskan sudah saatnya kaum muda tampil sebagai sebagai pemimpin. Terlebih, saat ini keterlibatan kaum muda dalam kancah politik telah datur dan dijamin oleh undang-undang.
“Dalam UU Pemilu sejak dulu memberikan syarat minimum usia 21 tahun sebagai caleg. Begitupun dalam undang undang yang mengatur pemilihan kepala daerah, warga negara 25 tahun sudah dapat menjadi walikota dan 30 tahun untuk menjadi gubernur. Jadi tidak ada alasan lagi jika ada anggapan bahwa kaum muda tak punya kompetensi dalam meraih tampuk kepemimpinan ditingkat daerah maupun nasional,” tegas Bamsoet.
Politisi Partai Golkar ini mengingatkan, besarnya jumlah pemuda tak akan punya arti jika tak diimbangi dengan kualitas yang memadai. Jangan sampai kehadiran pemuda justu malah menambah masalah bagi lingkungan sosial sekitar. Kehadiran pemuda justru harus mampu memberikan solusi atas masalah yang ada.
“Pemuda jaman sekarang haruslah berilmu dan berakhlak mulia. Pemuda yang berilmu tapi tak berakhlak dikhawatirkan malah membawa bencana bagi orang lan. Sebaliknya, berakhlak mulia tanpa ilmu juga tak akan maksimal. Pemuda Indonesia harus mampu memecah gelombang, bukan tenggelam dalam gelembung,” pungkas Bamsoet. (MM)